30 Desember 2014 pukul 19.02
Seperti kata Al Hallaj : Potong dan bakarlah tubuhku, tapi hatiku tak akan berubah. Tak akan pernah berganti, karena ia kan tetap mencintaimu._Jon Q_
"Lemas," kata Jon di selasar mushola. "Baru 2-3 ayat saja, aku tak sanggup menyelami lebih dalam lagi," kami duduk-duduk di depan mushola selepas maghrib. Terkadang bicara ngalor ngidul, tapi tak jarang juga kami diskusi serius.
"Ayat apalagi yg kau baca itu, Jon?" tanyaku.
"Tentang negeri-negeri yg dihancurkan, orang-orang pengecut yg lari dari tanggungjawab, dan penyesalan," jawabnya. "Negeri yg zalim akan dihancurkan. Ayat ini 'aneh', negeri zalim tak usah dihancurkan juga pasti akan hancur sendiri. Di ayat ini, atau di banyak ayat yg lain, nabi ingin manusia tahu, ada Tuhan di balik semua itu. Nabi ingin agar manusia tak salah sembah. Tak salah menempatkan cinta," Jon mulah ngawur. Tanda ia sudah 'mengantuk' : mengigau setengah sadar.
Negeri-negeri itu diluluhlantakan
Hancur tak ada beda gunung atau lautan
Seperti jiwa yg dibiarkan dalam ketersesatan
Melihat bayangan diri yg bingung kehilangan pegangan
Tak ada musibah yg datang
Tanpa diundang yg memanggilnya
Panggilan dari doa terdalam
Dari hati yg merasa tertikam pedang
Kesenangan selalu membawa ekornya
Kesedihan ketika waktu gembira menghilang
Kemana kau akan lari membawa coreng diri
Kembalilah dan rasakan balasan apa yg telah kau nikmati
Tangga yg mengujung itu
Kan sampai pada satu tujuan
Kehancuran yg dipersiapkan
Atau kenaikan seperti mi'roj sang nabi pilihan
Tangga itu menuju satu pintu
Hanya kaki-kaki yg berdarah yg mampu
Mendaki sampai pada anak tangga terakhir
Pada akhir yg kan menjadi awal yg kekal
Tangga itu tak dapat diselesaikan
Kecuali oleh ia yg buta
Tak mengerti luka dan anak tangga
Karena cinta yg akan menuntunnya
Cinta yg kan menuntunnya
Menuju titian yg tak tertuju
Tak seorangpun mampu
Selain ia yg melenyapkan dirinya dalam cinta
Seperti kata Al Hallaj : Potong dan bakarlah tubuhku, tapi hatiku tak akan berubah. Tak akan pernah berganti, karena ia kan tetap mencintaimu._Jon Q_
"Lemas," kata Jon di selasar mushola. "Baru 2-3 ayat saja, aku tak sanggup menyelami lebih dalam lagi," kami duduk-duduk di depan mushola selepas maghrib. Terkadang bicara ngalor ngidul, tapi tak jarang juga kami diskusi serius.
"Ayat apalagi yg kau baca itu, Jon?" tanyaku.
"Tentang negeri-negeri yg dihancurkan, orang-orang pengecut yg lari dari tanggungjawab, dan penyesalan," jawabnya. "Negeri yg zalim akan dihancurkan. Ayat ini 'aneh', negeri zalim tak usah dihancurkan juga pasti akan hancur sendiri. Di ayat ini, atau di banyak ayat yg lain, nabi ingin manusia tahu, ada Tuhan di balik semua itu. Nabi ingin agar manusia tak salah sembah. Tak salah menempatkan cinta," Jon mulah ngawur. Tanda ia sudah 'mengantuk' : mengigau setengah sadar.
Negeri-negeri itu diluluhlantakan
Hancur tak ada beda gunung atau lautan
Seperti jiwa yg dibiarkan dalam ketersesatan
Melihat bayangan diri yg bingung kehilangan pegangan
Tak ada musibah yg datang
Tanpa diundang yg memanggilnya
Panggilan dari doa terdalam
Dari hati yg merasa tertikam pedang
Kesenangan selalu membawa ekornya
Kesedihan ketika waktu gembira menghilang
Kemana kau akan lari membawa coreng diri
Kembalilah dan rasakan balasan apa yg telah kau nikmati
Tangga yg mengujung itu
Kan sampai pada satu tujuan
Kehancuran yg dipersiapkan
Atau kenaikan seperti mi'roj sang nabi pilihan
Tangga itu menuju satu pintu
Hanya kaki-kaki yg berdarah yg mampu
Mendaki sampai pada anak tangga terakhir
Pada akhir yg kan menjadi awal yg kekal
Tangga itu tak dapat diselesaikan
Kecuali oleh ia yg buta
Tak mengerti luka dan anak tangga
Karena cinta yg akan menuntunnya
Cinta yg kan menuntunnya
Menuju titian yg tak tertuju
Tak seorangpun mampu
Selain ia yg melenyapkan dirinya dalam cinta
0 Comments