Pembelajaran paling berat adalah mendamaikan diri sendiri. Dari
keinginan, dari apa yang kita suka, dari apa yang menurut banyak orang
nge-trend, populer, atau apapun yang membuatmu merasa senang. Hanya anak
kecil, yang hidupnya terus menerus terpenjara dalam senang dan sedih,
saat senang tertawa, saat sedih menangis. Belajarlah seperti orang-orang
yang telah ke surga, la khoufi wa la yahzan. Tidak ada rasa takut dan
kesedihan lagi pada diri mereka._Jon Q_
"Dulu, sebagian teman kuliah dan organisasi juga menganggapku homo,
rahib (orang yang melakukan rahbaniyah / tidak menikah)," kata Jon pada
istrinya! Mereka sedang membahas tentang kondisi kejiwaan orang-orang
yang menyimpang kecenderungan seksualnya. "Aku dekat dengan banyak
wanita - cantik, tapi masa iya jaman segini ada laki-laki di dekat
banyak wanita tanpa ada hasrat apa-apa?"
Bahwa si Jon aneh, irasional, dia mengakui itu. Mungkin menurut orang
yang fanatik, Jon itu munafik. Mana ada di jaman ini orang waras yang
tak suka wanita, uang, ketenaran, jabatan? Mereka terburu-buru
menyimpulkan, bahwa Jon juga menyukai itu, menginginkan itu, tapi
pembelajaran yang ia dapatkan dari Tuhannya begitu ketat. Apa saja
kemewahan yang ada di dekatnya, ia tak boleh berada di dalamnya. Itu
mungkin kenapa ia gagal berkali-kali tentang cinta, karena mendatangi
wanita-wanita yang bernilai terlalu tinggi di hadapan dunia. Si Jon
'dipaksa' agar melepaskan kemewahan tapi tak boleh meninggalkannya.
"Secara umum, para penyuka sesama jenis dikarenakan terlalu sering
disakiti, atau kemungkinan kedua, terlalu banyak berzina sampai ia ingin
mencoba dengan sesuatu 'yang lain', yaitu sesama jenisnya," Jon
melanjutkan. "Tapi ada kasus lain, jarang terjadi tapi ada. Yaitu
seseorang yang agamis, rajin sholat dan puasa saat ramadan, tapi gagal
mendalami agamanya secara filosofis dan teologis, sampai ia diam-diam
enggan menikah dan lebih aktif dalam organisasi penyuka sesama jenis,"
Bacaan selanjutnya
Dirobotkan Kasyafah
0 Comments