2+2=4, angka 2 pertama menyerahkan dirinya pada angka 2 kedua, begitupun
sebaliknya. Apa yg kau tanam, itulah yg akan kau tuai. Jika angka 2
pertama tak menyerahkan dirinya pada angka 2 kedua, maka hasilnya 0
(nol). Bagaimana kau bisa panen jika tak pernah menanam? Bagaimana
mungkin kau sekolah, tapi ijasah tertulis nama bapakmu? Tapi untuk
sampai angka 4, ada = (sama dengan). Itu proses, bukan tak ada hasil,
tapi sedang - berproses._Jon Q_
Si Jon mungkin memang salah satu makhluk yg tak memiliki hak milik
dunia. Tak punya harta, tertolak belasan wanita, memiliki jabatan
duniawi tapi tak berwibawa. Dia kemana-mana tak bawa dompet, apalagi
atm, bukan karena sedang tirakat hidup zuhud, atau lelaku kaum sufi.
Tapi karena dia memang kismin alias kere.
Tapi mungkin itu 'rumus' hidup si Jon. Kau berikan semuanya pada Tuhan,
maka kau mendapatkan segalanya dari Tuhan, min haitsu la yahtasib, dari
jalan yg tak pernah terduga. Tapi, memangnya apa yg benar-benar manusia
miliki di dunia ini? Man fi kholqis samawati wal ardli? Siapa, siapa yg
menciptakan langit dan bumi dan seluruh kerajaan semesta ini? Jika esok
pagi Tuhan mengambil seseorang yg sangat kau cintai, kau mau apa? Dia
membuatmu keluar dari pekerjaan yg kau senangi, kau mau apa? Izrail
datang, kau mau apa? Semua ini akan kembali kemana?
Ma anzala robbukum? Qola, khoiro. Segala yg diturunkan oleh Tuhan adalah
kebaikan, ketika kita memandang dunia ini tanpa hasrat apapun. Demikian
mungkin si Jon sedang belajar. Ia ingin mengajar di luar negeri, tapi
ibu bapaknya meminta pulang. Ia gelandangan, tapi tiba-tiba diberi
pekerjaan. Berjalan ke barat ke timur mengikhtiari jodoh, ia gagal. Tapi
ketika ia sedang duduk santai, tiba-tiba jodoh datang.
"Mobil sudah mbak bayar, kamu tinggal berangkat," kata kakaknya si Jon.
Awalnya ia bingung, mau dapat uang darimana dia? Ternyata kakaknya
bantu, mobil plus supir. Sebentar lagi tanggal muda, Jon gajian. Pas
benar bisa buat tambahan.
"Akan Aku uji kamu dengan sedikit ketakutan, kekurangan makanan,
buah-buahan..." kata Tuhan. Tapi, mengapa ketakutan didahulukan? Tentang
jiwa, ternyata memang manusia cenderung lemah pikiran daripada
kelihatannya.
#rejeki #quran #esai #renungan
Bacaan selanjutnya
Hamdalah dan Insya Allah Salafi liberal, ateis sholihah, wahabi nahdliyin
0 Comments