Kembalilah... Pulanglah ke dalam dirimu yang selalu menerima apapun
keadaanmu. Ia menerimamu ketika kau baik, dan ia pun menerimamu seburuk
apapun kau berlumur kesalahan._Jon Q_
Ada sesuatu yang selalu mengeluarkan ingatan-ingatan yang pada awalnya
tak kita ingat. Ingatan yang mengajak kita bicara, atau berkhayal, atau
membicarakan seseorang yang kita suka atau benci, yang membuat fokus
kita hilang. Menjadikan kita tak menikmati sedang berada di mana dan
sedang apa. Ia membongkar ingatan-ingatan yang kita lupa, menggoda
pikiran kita agar menanggapinya, menggoda perasaan kita agar meluap.
Menjadi marah, benci, curiga, dendam, atau negativitas lainnya yang
membuat ketenangan jiwa lenyap. Siapa dia? Siapa dia yang mengeluarkan
ingatan-ingatan yang telah kita lupakan?
Asumsi awal, dia adalah kembaran kita. Makhluk yang terlahir bersamaan
dengan kelahiran kita. Dia tak nampak, sedangkan kita adalah materi.
"Tiap manusia dilahirkan dengan kembarannya masing-masing," kata
rasulullah suatu saat. "Dia mengetahui segala hal yang kita pikirkan dan
perbuat,"
Seorang sahabat bertanya, "Apakah engkau juga wahai rasul?"
"Ya, tapi Allah menjadikan dia lupa apa yang aku kerjakan," jawab rasul.
Dia menggoda manusia tiap saat. Karena dia begitu halus, di dalamnya,
setan berkuasa. Kembaran sang nabi tak bisa mengingat apa-apa, (mungkin)
karena apa yang dilakukan rasul lebih kuat daripada godaan setan pada
kembarannya. Setan menggoda kembaran manusia, dan dia menggoda manusia
untuk mengikuti apa saja pembangkangan pada Tuhan.
Maka Tuhan tak mau kalah dengan kedekatan setan pada kembaran itu dengan
berucap, "Fa'idza sa-alaka ibadi anni fa inni qorib," Aku berada di
dekatmu, wahai hamba-Ku.
Yaa ayatuhan nafsul muthma'inah, 'irji'i ilaa robiki rodliatam mardliah,
fadkhuli fi ibadi, fadkhuli jannati.
Wahai jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah, pulanglah kepada sisi Tuhanmu
yang menerimamu apa adanya engkau, pulanglah dan kembali menjadi
hamba-Ku yang tak terbawa si penggoda, dan tetaplah dalam kedamaian yang
Ku sembunyikan di dalam dirimu sendiri!
Bacaan selanjutnya
Laqod jaa-akum Tercipta dari diri yang satu
0 Comments