Perjalanan mengenal Tuhan dimulai dengan ungkapan-ungkapan yg membuat
manusia merasa kecewa (Deepak Chopra). Ia yg terus mencari Tuhannya,
seperti seseorang yg mencari-cari suara dalam kegelapan. Ketika cahaya
menyinarinya, ia mengerti yg selama ini ia cari adalah dirinya
sendiri._Jon Q_
Seorang ilmuwan gnostik (bertuhan tanpa agama) tak berhenti mencari
Tuhannya. Ia seorang alchemist, ahli kimia, tapi juga mendalami biologi,
astronomi, genetik, botani, dan masih banyak lagi. Ia yakin, dengan
mendalami semua itu, ia akan menemukan Tuhannya. Tapi ternyata tidak. Ia
tak menemukan Tuhan dalam reaksi kimia apapun, penelitian DNA yg rumit,
atau bintang terjauh, Tuhan 'tidak ada'.
"Aku tak bisa menemukan-Mu," kata ilmuwan itu. "Engkau benar-benar
mengecewakan keyakinanku,"
Ia tak menyadari, 'sesuatu' yg menuntunnya menemukan dasar-dasar
terdalam pada penelitiannya. Ia tak sadar, Tuhannya menemani dari awal
ia mencari-cari-Nya.
Ada orang yg sekali berdoa langsung terwujud. Tapi ada yg bertahun-tahun
berdoa tak kunjung terkabul.
Ada orang yg hanya menyandarkan harapannya pada Tuhan. Ia bertahan dari
segala godaan yg membuat jiwanya bergetar ingin melakukan apa yg
dilakukan banyak orang. Tapi Tuhan tak kunjung mewujudkan apa yg
diharapkannya.
Manusia tertipu pikirannya sendiri. Membayangkan Tuhan yg tak bisa
dibayangkan, memaksa Tuhan yg dibayangkan itu untuk mengabulkan
doa-doanya, harapan-keinginannya.
Mendapatkan cinta Tuhan tanpa pernah bertemu dengan-Nya, seperti
mendapatkan surga tanpa berada di sisi-Nya. Seperti mendapatkan cinta
seseorang yg kita dambakan tanpa memilikinya.
"Kau mendapatkan surga, tapi tak bisa kau bersama-Ku disana," kata Tuhan
pada seorang hamba.
"Kenapa Tuhan? Bukankah aku telah beribadah dan menumpuk pahala?" tanya
sang hamba.
"Kau harus memilih, mendapatkan surga atau berada di sisi-Ku. Karena Aku
tak berada di sana. Aku di tak berada di dalam atau di luar segala
sesuatu, tapi selalu dekat,"
Bacaan selanjutnya
Memahami kesepian-Nya Kasyafah
0 Comments